Sunday, December 4, 2022

Rule of Leadership and Administration

1.Democracy. 
Votes can prevent war. The majority were to be blame, but their morale, dignity mental state won't depreciate. Unlike the opposite, where the minority or a single person is to be blame for any mistake or losses.

2. Art of deception.
Never expose your true intention. Broadcast left when you are going right. Appear weak when you are strong. Appear strong when you weak.

3. Always think 3 steps ahead. 
If you think one step ahead, you are a leader. Two steps ahead, a good leader. Three steps ahead, you are a visionary leader. 

Tuesday, November 1, 2022

Batu

(Verse)
Kau pergi dengan satu janji
Untuk pulang bertemuku
Namunku tunggu walau waktu berlalu

(Verse)
Lima tahun berlalu
Kau pergi mana ku tahu
Apa kau fikir aku ini statue

(Chorus)
Ku tunggu macam batu
Apa kau fikir ku hantu
Hilang ke sana sini
Untuk bertemu dengan mu

Waktu pun berlalu
Ku lupakan dirimu dari ingatanku
Aku telah melupakanmu

(Repeat Chorus)

(Reff)
Kau pulang kembali
Aku sudah berpunya
Nampaknya aku mungkiri janjiku pula

Janji ku kepadamu 
lima tahun yang berlalu
Aku telah melupakanmu

(Chorus)
Ku tunggu macam batu
Apa kau fikir ku hantu
Hilang ke sana sini
Untuk bertemu dengan mu

Waktu pun berlalu
Ku lupakan dirimu dari ingatanku
Aku telah melupakanmu

Tuesday, October 11, 2022

Mati sebelum mati

Aku adalah jenazah yang dimandikan oleh Sang Puteri. Sebelum aku menerima tugasan ini, aku harus matikan diriku. 

"Matikan nafsuku, maruahku, identity aku."

Barulah mudah untuk aku melaksanakan tugasan ini. 

Thursday, September 1, 2022

Dikau berhak membakarnya di neraka

Sang Puteri Gunung Ledang berkata ketika bersendiri.

"Dikau berhak membakarnya di neraka."
"Atau menikmati kurniamu di syurga."
"Sungguh tubuh ini milik dikau jua."
"Mana mungkin ia punya Si Tiada."

Thursday, February 3, 2022

Di Gunung Ledang itulah aku mengaji

Di Gunung Ledang itulah aku mengaji
Setiap selok belok daging namanya hati
Dengan menyarung pakaian Si Andalusi
Aku memahami setiap tarian bicara rumi

Gunung Ledang yang sering aku mendaki
Mencari cari kesan jalan dan telapak kaki
Tetapi itu semua bagaikan sebuah mimpi
Yang dilupakan ketika sedar dari tidur ini

Ke manakah tunggu yang selalu aku rindu
Siapakah engkau yang aku puja dahulu
Ku buang intan dan permata untukmu
Bakar sudah coretan puisi cinta buatmu

Pada setiap malam aku terbang tinggi
Bertemu di Zuhrah wajahnya mentari
Kemudian aku bernazar sebuah janji
Berpisahnya kami tiada walaupun mati

Dikau wahai Puteri Ledang adalah Layla
Dan aku adalah Qais yang berlurus gila
Tetapi kesudahannya Qais bergila tiada
Layla pula bagaikan aksi sandiwara saja

Kini Gunung Ledang berdiri teguh setia
Dikisah tulisan tahayul kononnya sejarah
Dahulunya turun naik ke fana dan baqa
Kini ditanggalkan pakaian sufi tanah jawa

Yang tahu hanyalah sedikit juga
Yang faham hanya yang minat saja
Yang berjalan mungkin mika ini gila
Yang sampai adalah depa yang tiba