Tuesday, December 26, 2017

Tuan Puteri nyeru menghadapi

Tuan Puteri nyeru menghadapi
Khabar 'tuk sampai hajat di hati
Tibalah aku di dewan yang berseri
"Menjunjung perintah Tuan Puteri"

Wahai anak muridku,
"Usia dikau sudah pun lewati"
"Tiba masa kau bergelar suami"
"Di lorong pasar ada pelacur diri"
"Nikahilah atas nama tuan Puteri"

Dengan qalbi yang berat aku pergi
Apakah hikmah disebalik perintah ini
Aku bergegas ke lorong pasar nan sepi
Apabila terlihat perlacur itu aku nyapai

Wahai Puan,
"Hadirku bukan untuk nikmati"
"Atau pula memohon simpati"
"Pada Tuan Puteri aku menyayangi"
"Titah nikahi kau walau aku benci"

Air mata pelacur itu mula tangisi
Kelihatan cahaya di paras wajah sepi
Tiba tiba kelihatan sepeerti bidadari
Lalu dia membalas kata kata ku tadi

Wahai Tuan,
"Dulu aku diperintah Tuan Puteri"
"Untuk pergi ke lorong pasar ini"
"Disuruh aku pergi menjual diri"
"Untuk beri khidmat setiap lelaki"

"Kalau betul kau menyayangi Putri"
"Kenapa engkau harus merasa disakiti"
"Bukan kah ia itu suratan Tuan Puteri"
"Setelah kesusahan kesenangan susuri"

Friday, March 31, 2017

Telunjuk Puteri

Agar aku belajar untuk memaafi
Dikawini pula dengan orang menyakiti

Agar aku belajar erti mencintai 
Dikawini pula dengan orang aku benci

Andai ikut hukum akal
Sudah lama dia akan aku tinggal

Tapi kerna ikut telunjuk Puteri
Aku bergerak menjadi Sufi


Friday, March 24, 2017

Dewan dewa ian dewi

aku melangkah bersama putri
ke dalam dewan dewa ian dewi
wajah wajah mereka bersih suci
bahasa mereka bahasa surgawi

setiap apa yang berlaku di bumi
sebelum itu sudah mereka netapi
siapa hidup siapa pula akan mati
sepeertikan kisah dongeng yunani

turut hadir adalah roh yang pergi
tanpa badan tiadalah bayang gini
urusan bumi tiadalah roh campuri
urusan bumi untuk mereka badani

izinkan aku berhenti di sini
yang lain tidak aku ketahui
urusan ini bukan urasan kami
urusan kami hanya betulkan diri




Tuesday, January 10, 2017

Puteri dan Pandir

Kata Sang Puteri
"Bersihkan labu hatimu"
"Dan terimalah ilmu yang baru"

Jawab Pak Pandir
"Tidak wahai Sang Puteri"
"Kerana sudah berabad aku mengaji"

Akhirnya Pak Pandir terjun dengan labu-labunya.