Di Gunung Ledang itulah aku mengaji
Setiap selok belok daging namanya hati
Dengan menyarung pakaian Si Andalusi
Aku memahami setiap tarian bicara rumi
Gunung Ledang yang sering aku mendaki
Mencari cari kesan jalan dan telapak kaki
Tetapi itu semua bagaikan sebuah mimpi
Yang dilupakan ketika sedar dari tidur ini
Ke manakah tunggu yang selalu aku rindu
Siapakah engkau yang aku puja dahulu
Ku buang intan dan permata untukmu
Bakar sudah coretan puisi cinta buatmu
Pada setiap malam aku terbang tinggi
Bertemu di Zuhrah wajahnya mentari
Kemudian aku bernazar sebuah janji
Berpisahnya kami tiada walaupun mati
Dikau wahai Puteri Ledang adalah Layla
Dan aku adalah Qais yang berlurus gila
Tetapi kesudahannya Qais bergila tiada
Layla pula bagaikan aksi sandiwara saja
Kini Gunung Ledang berdiri teguh setia
Dikisah tulisan tahayul kononnya sejarah
Dahulunya turun naik ke fana dan baqa
Kini ditanggalkan pakaian sufi tanah jawa
Yang tahu hanyalah sedikit juga
Yang faham hanya yang minat saja
Yang berjalan mungkin mika ini gila
Yang sampai adalah depa yang tiba
No comments:
Post a Comment